Hard skill
Hard skill merupakan keahlian pokok atau keahlian utama dalam pekerjaan. Hard skill berguna untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Contoh ada yang paling sederhana dari hard skill adalah kemampuan menghitung dengan rumus matematika. Dengan memiliki hard skill maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih optimal.
Tidak hanya menghitung, hard skill juga mencakup aspek pengetahuan dan keahlian spesifik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Hard skill didapatkan seseorang dengan cara pendidikan akademis dan pelatihan. Semakin baik hard skill seseorang maka akan semakin cepat dan semakin bagus dalam menyelesaikan pekerjaan. Tanpa hard skill akan sangat sulit menyelesaikan suatu pekerjaan.
Hard skill juga sering dikaitkan dengan keterampilan yang spesifik. Beberapa contoh lain dari hard skill misalnya kemampuan mengoperasikan komputer, kemampuan menguasai program tertentu, kemampuan menulis sesuai aturan, kemampuan menghitung dalam akuntansi, pengetahuan tentang pasal-pasal dan aturan hukum, kemampuan mencampur obat dan keterampilan lainnya.
Kemampuan dalam hard skill biasanya lebih gampang dinilai dan terukur. Hard skill seseorang dapat diketahui dari latar belakang pendidikan sertifikat keahlian serta pengalaman dalam bekerja. Di dunia kerja hard skill menjadi syarat pokok untuk dapat diterima dalam suatu bidang pekerjaan tertentu.
Proses rekrutmen pegawai biasanya mencantumkan syarat hard skill tertentu secara langsung. Bahkan untuk beberapa bidang kesehatan hard skill wajib mencantumkan sertifikat keahlian dari lembaga yang kredibel. Misalnya sertifitat apoteker sebagai syarat untuk dapat bekerja sebagai apoteker rumah sakit.
Soft skill
Soft skill merupakan sikap serta karakteristik seseorang yang berpengaruh terhadap cara orang berperilaku di tempat kerja. Awalnya soft skill dianggap tidak terlalu penting di tempat kerja. Namun penelitian belakangan menunjukkan bahwa soft skill sama pentingnya dengan hard skill.
Orang yang memiliki hard skill tinggi apabila tidak didukung dengan soft skill yang memadai maka dapat menimbulkan kekacauan di tempat kerja. Misalnya seorang supervisor yang pintar dalam hitung-hitungan penjualan namun tidak memiliki sikap yang baik terhadap bawahan. Dari sisi profit mungkin saja perusahaan diuntungkan namun dari segi hubungan antar karyawan tentu saja tidak akan baik, yang secara tidak langsung akan mengurangi kinerja bawahan. Dalam jangka panjang akan banyak timbul kebencian yang justru akan merusak suasana kerja perusahaan tersebut. Itulah sedikit gambaran bagaimana soft skill secara tidak langsung berpengaruh di tempat kerja.
Berbeda dengan hard skill yang diperoleh dengan pendidikan dan pelatihan, soft skill lebih kepada kepribadian dan kemampuan emosional seseorang yang diperoleh melalui pengalaman hidup yang nyata. Soft skill meliputi kedisiplinan, rasa tanggung jawab, loyalitas, cara berbicara, komunikasi, kejujuran, sikap terhadap orang lain di tempat kerja dan sebagainya.
Soft skill seseorang lebih sulit dinilai karena tidak terukur. Soft skill seseorang baru akan ketahuan ketika sudah berhubungan langsung dengan orang tersebut. Dalam rekrutmen karyawan soft skill juga sangat jarang dicantumkan sebagai syarat pokok diterima di tempat kerja. Namun beberapa perusahaan modern melibatkan tes wawancara untuk menilai soft skill seseorang. Tes wawancara ini biasanya dilakukan setelah menilai hard skill seseorang. Bahkan untuk perusahaan besar rela menyewa piskolog untuk menilai soft skill calon pegawainya.
Soft skill juga dapat dilatih dan dikembangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pendidikan karakter, pengembangan mental serta pelatihan kepemimpinan. Namun sifat dan karakter seseorang tidak mudah diubah begitu saja meskipun mendapat pelatihan. Diperlukan pendekatan emosional khusus untuk meningkatkan soft skill seseorang. Diperlukan mentor yang berpengalaman di bidangnya.
Jadi intinya hard skill dan soft skill sama-sama penting. Tanpa harus skill kita akan sulit menyelesaikan pekerjaan dan tanpa soft skill pekerjaan yang selesai tidak akan bermakna dan dalam jangka panjang dapat merusak suasana kerja. Akan sangat bagus apabila memiliki dan menguasai keduanya. Perusahaan-perusahaan modern belakangan ini juga lebih menyukai pekerja yang memiliki hard skill dan soft skill yang baik.
Demikianlah artikel mengenai perbedaan hard skill dan soft skill. Semoga ketikan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan.