Pengertian Ateisme
Batasan dasar pemikiran ateistik yang paling luas adalah antara ateisme praktis dengan ateisme teoretis. Bentuk-bentuk ateisme teoretis yang berbeda-beda berasal dari argumen filosofis dan dasar pemikiran yang berbeda-beda pula. Sebaliknya, ateisme praktis tidaklah memerlukan argumen yang spesifik dan dapat meliputi pengabaian dan ketidaktahuan akan pemikiran tentang tuhandewa.
Jenis-jenis Ateisme
a. Ateisme Praktis
Menurut pandangan ini, keberadaan tuhan tidaklah disangkal, namun dapat dianggap sebagai tidak penting dan tidak berguna; tuhan tidaklah memberikan kita tujuan hidup, ataupun memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Salah satu bentuk ateisme praktis dengan implikasinya dalam komunitas ilmiah adalah naturalisme metodologis, yaitu pengambilan asumsi naturalisme filosofis dalam metode ilmiah yang tidak diucapkan dengan ataupun tanpa secara penuh menerima atau memercayainya.
[ads-post]
Ateisme praktis dapat berupa
• Pengesampingan masalah tuhan dan religi secara aktif dari penelusuran intelek dan tindakan praktis;
• Pengabaian, yakni ketiadaan ketertarikan apapun pada permasalahan tuhan dan agama; dan
• Ketidaktahuan akan konsep tuhan dan dewa.
b. Ateisme Teoretis
Terdapat berbagai alasan-alasan teoretis untuk menolak keberadaan tuhan, utamanya secara ontologis, gnoseologis, dan epistemologis. Selain itu terdapat pula alasan psikologis dan sosiologis.
Demikianlah tentang Ateisme dan perlu diketahui bahwa paham ini adalah paham yang tidak diterima di Indonesia karena bertentangan dengan Pancasila, khususnya Sila Pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.