Kita mungkin tahu tentang kehidupan di zaman kerajaan karena membaca literaturnya melalui buku-buku dan ensiklopedia atau melalui film drama kolosal yang tayang di TV.
Nah, artikel ini mencoba membahas kehidupan para raja zaman dulu berdasarkan sudut pandang dan pengalaman penulis. Berikut adalah pertanyaan yang sering muncul di otak manusia zaman now tentang kehidupan raja zaman old, yuk simak !
Mengapa kehidupan para raja terasa begitu menarik ?
Bagian manakah yang paling menarik ?
Bagaimana dengan Raja, Ratu dan Selirnya ?
Selain itu yang namanya benih raja pastinya sangat spesial pada zaman itu dan dinikahi raja merupakan sebuah kehormatan bagi rakyat wanita biasa pada zaman itu.
Emangnya Raja Harus Poligami ?
Kekuasaan bisa lebih langgeng karena diturunkan ke generasi berikutnya. Anak, cucu dan seterusnya. Anak dari selirnya pastinya diangkat jadi pemimpin sebuah wilayah di bawah kekuasaanya, jadi semua pejabat masih keluarga. Ini mungkin salah satu bentuk politik dinasti.
Apa susahnya punya banyak istri di zaman itu ?
Saya juga penasaran sama selir-selir itu pasti jarang dijenguk sama raja, apalagi jika selirnya banyak. Paling cuma seminggu sekali atau sebulan atau bahkan setahun. Pastilah kesepian, rindu dan kedinginan.
Kecemburuan sosialkah namanya ?
Tentunya mereka gak jambak-jambakan kayak abg jaman sekarang. Bila ada selir yang disayang raja akan membuat permaisuri atau selir lain cemburu dan mengupayakan segala cara untuk menyingkirkannya, bila perlu membunuh.
Gimana dengan keturunan raja ?
Sudah banyak kasusnya, anak selir yang membelot, memberontak, mengkudeta dan bahkan bikin kerajaan sendiri yang lebih kuat.
Wah, kalau begitu susah juga ya jadi raja ?
Bila kehidupan berkeluarga orang biasa aja sudah bikin pusing, bagaimana dengan keluarga raja yang terkait erat dengan harta, tahta dan wanita. Jelas sangat memusingkan. Menjadi raja yang memiliki semuanya tak serta-merta bahagia. Ingat bahwa usia para raja umumnya pendek. Banyak yang tak mencapai usia 50 tahun.
Sayang sekali yah, punya segalanya tapi cepet kelar ?
Rakyat jelata mungkin bisa panjang umur karena mereka hidupnya lurus-lurus aja, tak banyak drama dan tentu saja mereka jauh dari politik yang membuat mereka semakin selowww.
Gimana kalau raja mangkat ?
Saat putra mahkota menjadi raja, saat itu pula kehidupan selir-selir raja dengan keturunannya bisa berada di ujung tanduk. Semisal eksekusi terhadap keturunan raja lainnya yang membangkang dan ingin merebut kursi raja suatu saat nanti. Antisipasi tentu sana perlu dilakukan.
Enakan jadi rakyat atau raja kalau begitu ?
Tak sedikit juga rakyat jelata yang dengan ambisinya pengen kudeta raja, bikin rusuh di sana sini padahal kehidupan masyarakat sudah adem ayem. Yah, namaya juga pengen jadi raja.
Kalau ketahuan sama raja pasti dicyduk lah sama pasukan kerajaan. Terjadilah perang melawan pemberontak. Rakyat ga salah apa bisa mati sia-sia. Ya kalau menang enak bisa jadi raja, kalau kalah ? minimal dibui di bawah tanah atau yang paling parah ya potong kepala.
Dan saya bersyukur hidup di zaman ini menjadi rakyat biasa
iasa, apalagi sekarang udah demokratis negara kita. Bebas ngapa-ngapain aja, pergi kemana aja meskipun masih ga boleh nikahin cewek banyak-banyak.
Yang saya sayangkan adalah masih aja ada orang yang membawa dendam masa lalu terkait tahta kerajaan. Mungkin dia masih ga terima karena belum bisa jadi raja, tapi sudahlah, move on lah dari masa lalu. Sekarang rebutan jadi Gubernur atau Presiden aja, sama kok kayak raja enaknya tapi umurnya lebih pendek cuma 5 tahun.
3 komentar
Tes komen
Oke mantap
Lanjutkan