Pengertian Persediaan
Persediaan atau inventory adalah salah satu elemen utama dari modal kerja yang terus menerus mengalami perubahan. Tanpa persediaan, perusahaan akan menghadapi risiko, yaitu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan atas barang produksi. Berikut adalah pengertian persediaan menurut para ahli :
Menurut Sofyan Assauri (1978 : 176), persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Sedangkan M Munandar (1979 : 94) mengatakan persediaan adalah sebagai persediaan barang-barang (bahan-bahan) yang menjadi objek usaha pokok perusahaan.
Jadi Persediaan selalu berkaitan dengan barang-barang yang dimiliki perusahaan yang akan digunakan dalam produksi maupun akan dijual langsung ke pasar.
Manajemen Persediaan
Manajemen persediaan adalah kegiatan menentukan tingkat dan komposisi persediaan. Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan dalam melindungi kelancaran produksi dan dengan efektif dan efisien.
Kegiatan pengawasan persediaan meliputi perencanaan persediaan, penjadwalan pemesanan (scheduling), pengaturan penyimpanan dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut bertujuan menjaga tersedianya persediaan yang optimum didalam suatu perusahaan.
Dalam pengawasan persediaan, perlu diperhitungkan cara, jumlah, sehingga tidak terjadi pemborosan, dan waktu pemesanan. Sedangkan khusus persediaan perlu ditentukan besar persediaan penyelamat (safety stock), yaitu jumlah minimum, dan besar penyediaan pada waktu pemesanan kembali dilakukan.
Biaya-Biaya yang Terdapat dalam Persediaan
Persediaan akan menimbulkan biaya yang merupakan bagian dari harga pokok produksi. Adapun unsur-unsur biaya yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan atas:
1) Biaya pemesanan (Ordering Cost)
Biaya pemesanan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pemesanan barang atau bahan, sejak pemesanan dilakukan hingga barang tersebut dikirim dan diserahkan serta diinspeksi di gudang. Biaya ini diluar harga barang. Termasuk ke dalam biaya pemesanan antara lain:
- Biaya administrasi dan penempatan pesanan (cost of placing order)
- Biaya pengangkutan dan bongkar muat (shipping and handling cost)
- Biaya penerimaan dan pemeriksaan
2) Penyimpanan ( inventory carrying cost )
Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang diperlukan dalam penyimpanan persediaan. Biaya ini bersifat variabel dan berhubungan dengan tingkat rata-rata persediaan yang terdapat di gudang sehingga besar biaya tergantung dari jumlah persediaan yang ada. Termasuk ke dalam biaya penyimpanan adalah:
- Sewa gudang
- Asuransi dan pajak persediaan
- Upah dan gaji tenaga pengawas serta pelaksanaan gudang
- Biaya administrasi gudang
- Penghapusan, risiko ketinggalan zaman, kerusakan, dan penurunan nilai harga barang.
- Semua biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat adanya sejumlah persediaan.
3) Biaya Akibat Persediaan yang Kurang (Out Of Stock Cost)
Biaya tersebut timbul sebagai akibat jumlah persediaan yang lebih kecil dari yang diperlukan. Jika persediaan kurang, dilakukan pemesanan lagi sehingga otomotis juga menimbulkan biaya tambahan.
4) Biaya Kapasitas Gudang ( Capacity Associated Cost )
Pekerjaan di gudang juga beraneka ragam sehingga terjadi biaya kesibukan gudang untuk keperluan berbagai operasi yang berkaitan dengan gudang. Biaya tersebut seperti berikut ini :
- Biaya lembur
- Biaya pemecatan dan pemberitahuan karyawan gudang, dan lain-lain.
Jenis-Jenis Persediaan
Jenis persediaan meliputi jenis-jenis barang yang disimpan dalam inventory perusahaan. Dalam praktiknya terdapat tiga jenis persediaan, khususnya untuk perusahaan manufaktur, yaitu :
1) Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk mengolah sebuah produk yang sifatnya dapat diidentifikasi dan melekat pada produk. Jumlah persediaan bahan baku biasanya dipengaruhi oleh :
- Seberapa besar perkiraan produksi yang akan datang.
- Bagaimana sifat musiman produksi.
- Keandalan sumber pengadaan persediaan yang ada.
- Tingkat efisiensi pertahapan operasi pembelian dan produksi.
- Sifat dari bahan baku.
- Harga bahan baku.
- Kapasitas gudang atau tempat yang dimiliki dan pertimbangan lainnya.
2) Barang dalam Proses (Barang Setengah Jadi)
Barang dalam proses merupakan bahan baku yang sudah diproses, sehingga menjadi barang dalam proses atau dikenal juga dengan nama barang setengah jadi. Faktor-faktor yang memengaruhi persediaan barang dalam proses adalah :
- Ketersediaan bahan baku, artinya jika bahan baku tidak tersedia dengan kebutuhan maka akan menghambat proses barang setengah jadi.
- Jangka waktu masa produksi, yaitu waktu artinya waktu mulai dari memasukkan bahan baku sampai menjadi barang jadi.
- Perputaran persediaan, dalam hal ini untuk mempersingkat masa produksi.
3) Barang Jadi
- Tersedianya bahan dalam proses, artinya jika barang setengah jadi tersedia maka proses untuk menyediakan barang jadi akan lebih mudah.
- Kebutuhan barang di pasar, artinya jika permintaan barang di pasar meningkat maka otomatis akan mempercepat membuat barang jadi agar tersedia di gudang.