Macam-macam Majas, Pengertian, dan Contoh

0 19
Pengertian Majas
Pengertian majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang imajinatif atau berupa kiasan. Sifat majas secara umum adalah tidak pada makna yang sebenarnya atau kiasan atau bermakna konotasi.
Penggunaan majas dalam gaya bahasa ini bertujuan untuk membuat pembaca bisa merasakan efek emosional tertentu dari gaya bahasa tersebut. Berbagai jenis majas sering digunakan sesuai dengan arah pembicaraan atau efek gaya bahasa yang diinginkan. Itu sebabnya, dikenal ada banyak jenis majas dalam bahasa Indonesia.

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan pengarang untuk menyampaikan pesan penuh imajinatif dan kias. Hal ini diterjemahkan dari bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Biasanya, majas tidak sebenarnya alias kias atau konotasi.

Macam-macam Majas
Mengenai macam-macamnya, majas dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu majas ditentukan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Berikut ini ulasannya.
Majas Perbandingan
Jenis majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk membandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, atau penggantian. Dalam majas berpartisipasi, teman-teman akan menjumpai beberapa subjenisnya.
1. Personifikasi
Gaya bahasa ini seakan disetujui oleh manusia.

Majas personifikasi menggunakan gaya bahasa yang ungkapannya seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap seperti manusia. Majas ini membandingkan benda mati dan manusia. Jadi, intinya adalah pada kata ‘person’ yang berarti orang, atau meng-orang-kan benda mati.
Contoh: Pensil itu menari –nari di atas kertas untuk menghasilkan gambar yang begitu indah.
Keterangan: pensil adalah benda mati yang sudah pasti tidak bisa menari, tapi digambarkan benda mati tersebut bisa menari layaknya manusia.
2. Metafora
Majas metafora adalah suatu majas yang menggunakan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan, melalui suatu ungkapan. Jadi, satu objek dibandingkan dengan objek lain yang serupa sifatnya, tetapi bukan manusia.
Contoh: Lily adalah anak emas di keluarga besar Pak Badar.
Keterangan: anak emas adalah ungkapan bagi orang yang dianggap kesayangan.
Yaitu menyampaikan suatu objek yang sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk penerimaan.
Contoh: Pegawai ini merupakan tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut. Tangan kanan merupakan pemberian bagi orang yang setia dan terpercaya.
3. Asosiasi
Majas asosiasi adalah majas yang menggunakan ungkapan dengan membandingkan dua objek berbeda, namun dianggap sama, yang dilakukan dengan pemberian kata sambung bagaikan, bak, atau seperti. Perbandingan dalam majas ini disampaikan secara implisit, sehingga pembaca harus menganalisa sendiri arti dari perumpamaan yang digunakan.
Contoh: Meskipun bukan saudara kembar, tapi kakak beradik itu bak pinang dibelah dua.
Keterangan: bak pinang dibelah dua artinya kedua saudara itu memiliki wajah sangat mirip.
Yaitu membandingkan doa objek Yang BERBEDA, namun dianggap sama DENGAN Pemberian kata sambung Bagaikan, bak, ataupun seperti .
Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Berhasil, memiliki wajah yang sangat mirip.
4. Hiperbola
Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, malah hampir tidak masuk akal.
Contoh : Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah. Memeras bekerja dengan keras.
Contoh: Kakek itu bekerja banting tulang siang malam untuk menghidupi cucu –cucunya.
Keterangan: bekerja banting tulang siang malam menunjukkan kesan berlebihan dari tindakan bekerja keras.
5. Eufemisme

Gaya bahasa yang menggantikan kata-kata yang dianggap kurang bagus dengan padanan yang lebih halus.
Contoh: Perusahaan XYZ mengeluarkan kebijakan untuk memberikan kuota pekerjaan khusus bagi kaum difabel.
Keterangan: kata difabel menggantikan frasa yang dianggap kurang baik, yakni “orang cacat”.
Contoh Majas Eufemisme:
Dia adalah seorang tuna daksa.
Kita harus menolong orang yang tuna wisma.
Kasihan anak itu, ia terlahir tuna rungu.
Guru itu adalah seorang difabel, tapi ia sangat pandai mengajar.
Dia terpaksa mendekam di hotel prodeo karena kecelakaan itu.
Karena terjerat kasus korupsi, ia harus dihadapkan di meja hijau.
6. Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang menggunakan gaya bahasa dengan menyandingkan merek atau istilah tertentu yang sudah populer, untuk merujuk benda yang sebenarnya lebih umum.
Contoh: Supaya cepat hilang, lebih baik minum Aqua. Aqua di sini dibahas pada air mineral.
7. Simile
Hampir sama DENGAN asosiasi Yang using kata Hubungan bak, Bagaikan, ataupun seperti ; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan yang didukung.
Contoh: 
•Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

Sering-seringlah bergaul, agar tidak kurang wawasan, seperti kura-kura dalam tempurung.
Dia selalu saja patuh pada ketua geng itu, seperti kerbau yang ditusuk hidungnya.
Lili memang sudah terkenal sebagai pemalas, seperti beruang di musim dingin.
Adikmu tampak sangat lapar, jalannya seperti singa kelaparan.
Rapat hari ini sangat kacau, seperti hutan terserang angin ribut.
8. Alegori
Yaitu enyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan.
Contoh: Suami adalah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Nakhoda yang dimaksudkan sebagai pemimpin keluarga.
9. Sinekdok
Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang ditujukan sebagian untuk menampilkan seluruh benda. Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk sebagian besar atau sebagian.
Contoh:
Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.
Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga menyelesaikan kali turut-turut.
10. Simbolik
Gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap mengumpulkan hidup lain dalam kemenangan.
Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut. Jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa subjek, yaitu sebagai berikut.
1. Litotes
Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah yang berlawanan, litotes merupakan kemenangan untuk diri sendiri, sementara menantang yang sebenarnya berlawanan.
Contoh Majas Litotes:
Apalah daya kami hanya bisa menyediakan pondok sederhana ini untuk kalian.
Silahkan dinikmati makanan seadanya ini.
Ini uang tanda terima kasih sekedar untuk mengganti ongkos pulsa.
Ya, baru mobil butut ini yang bisa kami beli.
Semoga kalian bisa nyaman dengan alas sederhana ini.
2. Paradoks
Yaitu membandingkan asli atau fakta dengan yang berkebalikannya.
Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, aku senang kesepian.
3. Antitesis
Yaitu memadukan pasangan kata yang paling menantang.
Contoh: Film ini disukai oleh tua-muda.
4. Kontradiksi Interminis
Gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya. Dapat diterima dengan konjungsi, seperti dikeluarkan atau hanya saja.
Contoh: Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan.
Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan kata-kata kias yang memang meminta untuk menyindir seseorang yang bisa melakukan perlindungan dan kondisi. Jenis ini terbagi menjadi tiga subjenis, yaitu sebagai berikut.
1. Ironi
Yaitu menggunakan kata-kata yang membantah dengan fakta yang ada.
Contoh: Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian kasur yang bisa ditiduri.
2. Sinisme
Yaitu disampaikan langsung.
Contoh: Suaramu keras sekali sampai telingaku berdenging dan sakit.
3.Sarkasme
Yaitu menyampaikan sindiran.
Contoh: Kamu hanya sampah masyarakat tahu!
Majas Penegasan
Majas penegasan merupakan jenis gaya bahasa yang mendorong peningkatan bagi pembacanya agar bisa mendorong agar terjadi ujaran. Jenis ini dapat dibagi menjadi tujuh subjenis, yaitu sebagai berikut.
1. Pleonasme
Yaitu menggunakan kata-kata yang menarik sama sehingga tidak efektif, namun memang sengaja untuk memulihkan suatu hal.
Contoh: Ia masuk ke dalam ruangan tersebut dengan wajah semringah.
2. Repetisi
Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam kalimat.
Contoh: Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil kalungku.
3. Retorika
Yaitu memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu dijawab.
Contoh: Kapan pernah terjadi harga barang pokok pada saat hari raya?
4. Klimaks
Yaitu mengurutkan sesuatu dari tingkat rendah ke tinggi.
Contoh: Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua diharuskan memiliki asuransi kesehatan.
5. Antiklimaks
Berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk antiklimaks yang menentukan sesuatu dengan mengurutkan apa yang dimaksud dengan yang tinggi.
Contoh: Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga tinggi di dusun sadar akan kearifan lokalnya masing-masing.
6. Pararelisme
Gaya bahasa ini biasa dalam puisi , dibaca ulang kata dalam berbagai resolusi yang berbeda. Jika pengulangannya ada di awal, disebut sebagai anafora. Namun, jika kata yang diulang ada di bagian akhir kalimat, disebut sebagai epifora.
Contoh majas: Kasih itu sabar.
Kasih itu lemah lembut.
Kasih itu memaafkan.

7. Tautologi
Yaitu menggunakan kata-kata bersinonim untuk menemukan suatu kondisi atau ujaran.

Contoh: Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika semua anggota keluarga saling menyayangi.

Tuliskan Komentar