Fenomena Gerhana Matahari, Mitos dan Faktanya

2 10

Mitos Mengenai Gerhana Matahari

Mendengar kata gerhana mungkin mengacu pada sesuatu yang sedikit menyeramkan bagi beberapa orang. Banyak yang masih percaya bahwa gerhana matahari merupakan hal yang berkaitan erat dengan mistis.

Mari kita simak beberapa mitos mengenai gerhana matahari dari beberapa kebudayaan sebagai berikut ini :

Dalam Mitologi Hindu

Dalam cerita mitologi Hindu India dipercaya penyebab gerhana matahari adalah raksasa yang bernama Rau. Rau pernah mencuri air keabadian namun ketika dia hendak minum kepalanya dipenggal oleh Dewa Wisnu. Akibatnya hanya kepalanya saja yang mendapat anugerah hidup abadi.

Ia memiliki dendam kepada para dewa dan berusaha untuk memakan matahari dan bulan. Namun karena tinggal kepalanya saja, setiap kali ia berusaha memakannya, matahari dan bulan keluar lagi dari lehernya.

Mitologi Bangsa VIking

Dalam kebudayaan bangsa Viking menganggap bahwa gerhana matahari muncul karena ulah dari Skoll, yaitu srigala yang memburu Dewa Matahari bernama SOl.

Srigala tersebut mampu melahap matahari hingga matahari tak bersinar lagi di siang hari. Kemudian orang-orang dibumi diminta membuat suara bising dan gaduh agar hewan tersebut memuntahkannya.

Kebudayaan Vietnam Kuno

Bangsa vietnam percaya bahwa gerhana matahari terjadi karena ada sejenis kodok raksasa yang menelan matahari.

Kebudayaan Korea Kuno

Orang korea kuno percaya adanya suatu makhluk berupa anjing mistis yang mencuri matahari.

Namun, seiring perkembangan zaman dan manusia mulai mengenal teknologi serta ilmu astronomi, maka munculah berbagai penelitian mengenai gerhana matahari dan penyebabnya.

Penjelasan Sains tentang Gerhana Matahari

Bumi, Bulan dan Matahari merupakan benda langit yang memiliki pergerakan dengan lintasannya masing-masing. Gerhana matahari akan terjadi pada suatu waktu bila kedudukan matahari, bulan dan bumi berada pada satu garis lurus.

Akibatnya bulan akan menghalangi matahari di siang hari dan bayangannya mengenai bumi. Namun ukuran bulan lebih kecil daripada matahari dan juga lebih kecil daripada bumi, sehingga sinar matahari tidak akan terhalang sepenuhnya dan bayangan bulan hanya akan jatuh di beberapa tempat saja di bumi. Atau hanya beberapa tempat saja yang mengalami peristiwa langka ini.

Berdasarkan fase dan posisinya, gerhana matahari dapat dibedakan menjadi tiga jenis, diantaranya gerhana matahari total, sebagian dan cincin. Berikut ulasannya.

Gerhana matahari total

Terjadinya gerhana matahari total hanya berlangsung di permukaan bumi yang terkena bayangan inti bulan atau yang disebut dengan umbra. Karena ukuran bulan yang lebih kecil dibanding bumi, maka gerhana matahari total tidak akan berlagsung lama, hanya berkisar 7 menit saja. Gerhana matahari total akan diawali dan diakhiri oleh gerhana matahari sebagian.

Gerhana Matahari Sebagian

Gerhana matahari sebagian terjadi ketika bulan terlihat menutup sebagian permukaan matahari. Dari bumi terlihat seolah-olah matahari mulai dimakan oleh sebuah benda bulat dan gelap.

Gerhana Matahari Cincin

Gerhana matahari cincin merupakan gerhana matahari totoal, namun masih terlihat cincin sinar matahari yang menyelimuti bulan. Gerhana tipe ini dapat terjadi apabila bulan berada pada titik terjauh dari bumi sementara bumi berada pada titik terdekat dengan matahari. Logikanya, bulan terlihat semakin kecil sementara matahari terlihat semakin besar.

Demikianlah mengenai fenomena gerhana, jadi apakah ini mitos atau fakta ? jawabannya terserah kalian. Namun menurut saya, mitos yang beredar adalah sebuah cara penyampaian non ilmiah pada masyarakat agar menghargai alam sebagai ciptaan-Nya. Karena pada zaman dahulu orang tidak akan mengerti banyak tentang astronomi.

Tuliskan Komentar

2 komentar

Lautan IT 13 Februari 2018 - 14:58

akhirnya saya tau, di balik gerhana matahari, ada mitosnya juga

Balas
Aska 14 Februari 2018 - 12:48

iya bang, zaman sekarang hati2 sama mitos 😀

Balas